Info
Perkebunan teh ini merupakan peninggalan
Kolonial Belanda tahun 1886, pertama kali dikembangkan oleh pengusaha
negeri Kincir Angin, Van der Rap. Kemudian mengalami pergantian
pengelola beberapa kali, sampai akhirnya mulai tahun 1973 hingga kini
dikelola oleh swasta, PT Candi Loka.
Manajeman Candi Loka merupakan pengelola
ke-13.
Lahan perkebunan yang berada di ketinggian 800 hingga 1.200 mdpl (meter di atas permukaan laut) ini, tergolong jenis andosol dan regosol. Curah hujan rata-rata di Jamus 2.500 mm/tahun dengan suhu berkisar 18-20 derajat celcius serta kelembaban 80-90 persen.
Lahan perkebunan yang berada di ketinggian 800 hingga 1.200 mdpl (meter di atas permukaan laut) ini, tergolong jenis andosol dan regosol. Curah hujan rata-rata di Jamus 2.500 mm/tahun dengan suhu berkisar 18-20 derajat celcius serta kelembaban 80-90 persen.
Kondisi seperti ini menjadikan kawasan Jamus menjadi obyek agrowisata yang menawan dan nyaman serta sayang untuk dilewatkan.
Menurut pimpinan Perkebunan Teh Jamus,
Purwanto W.P. dari lahan seluas 478,2 ha yang ditanami teh 418 ha,
dimana 60,2 ha lainnya ditanami beragam pohon penghijauan (kayu-kayuan).
Sehingga lokasi yang dijadikan areal
wisata di kawasan Jamus menjadi teduh, akibat rindangnya aneka pohon
kayu-kayuan yang ditanam pengelola maupun yang tumbuh alami berusia
seratus tahun lebih.
Salah satunya yang cukup menarik, pohon
Kantil raksasa berusia 100 tahun lebih yang berada di dekat gerbang
tempat rekreasi Jamus. Monumen alam ini tetap dilindungi, sehingga tidak
heran bila Perkebunan Teh Jamus mendapat penghargaan Kalpataru pada
tahun 2004, atas kepeduliannya menjaga lingkungan hidup.
Agrowisata kebun Teh Jamus, selain
menawarkan pemandangan menawan, juga memberikan nilai edukatif dengan
menyaksikan langsung proses aktivitas perkebunan, mulai tanam, petik
hingga proses pengolahan teh sampai pengemasannya untuk siap jual.
Pasar Kadipolo Solo |
Pasar Kadipolo berlokasi di jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Panularan, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yang berada diatas lahan seluas lebih kurang 1.500 m2.
Pasar Kadipolo dibangun pada tahun 1980 spesifikasi jenis dagangan berupa peralatan rumah tangga yang terbuat dari logam, seperti ember, dandang, kompor minyak tanah dan lain-lain.
Pada tahun 1989 para pedagang dipindahkan ke Pasar Kabangan karena Pasar Kadipolo tersebut akan digunakan untuk menampung pedagang dari Pasar Singosaren yang hendak dipindah karena Pasar Singosaren akan dijadikan pasar semi modern.
Pasar Kadipolo tidak lagi sebagai pasar yang menjual dagangan alat-alat kebutuhan rumah tangga dari logam tetapi menjadi pasar yang menjual aneka jenis kebutuhan sehari-hari.
Lokasi: Jl. Dr. Radjiman Penularan Laweyan Surakarta.
0 komentar: